Siang ini disela jam makan siang saya dan beberapa teman kantor sengaja pergi kesalahsatu pusat grosir di daerah Jakarta Timur.Rencananya saya akan membeli satu atau dua baju kerja plus dengan jilbabnya, supaya matching gittcu lloh.
Ditengan perjalanan menuju kios baju kerja, salah seorang teman saya berhenti di sebuah kios perlengkapan bayi dan pakaian anak. Dia mulai memilih baju-baju dan celana yang biasa dijual secara grosir.Entah kenapa tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya, bahwa baju-baju dan celana Naila sudah mulai terlihat ketat. Maklumlah anak seusia dia memang sangat cepat pertumbuhannya.
Saya jadi ragu untuk membeli baju kerja, mungkin bagi mereka yang memiliki dana lebih hal ini tidak jadi masalah. Mereka bisa saja membeli baju kerja dan baju anak sekaligus. Tapi masalahnya, dana saya terbatas, saya harus memilih salah satu. Akhirnya setelah berpikir agak keras saya putuskan untuk membeli baju Naila saja. Toh baju kerja saya masih layak pakai dan cukup untuk digunakan 5 hari kerja.
Jadilah saya membeli 1 lusin kaos dalam, 1 lusin celana dalam, 6 stell celana tidur, 1/2 lusin kaos oblong dan 2 stell baju, yang semuanya itu untuk Naila. Tak ada sedikitpun rasa kecewa di hati saya karena tidak jadi membeli baju baru. Dan saya mulai membayangkan wajah gembira Naila yang imut dan menggemaskan kala saya memberinya hadiah baju baru.
Ternyata ungkapan pada judul diatas berlaku untuk saya. Dulu saya termasuk orang yang gampang sekali mengeluarkan uang, toh itu uang saya hasil kerja saya, wajar dong kalo saya gunakan terutama untuk memenuhi kebutuhan saya termasuk Fashion.Bahkan sebelum menikah saya memiliki banyak sepatu dan tas kerja yang semuanya berusaha saya matchingin dengan baju kerja dan kerudung saya.Maklum saya termasuk muslimah yang ingin mengangkat image bahwa memakai jilbab itu nggak kampungan bahkan bisa modis tanpa mengabaikan aturan syariah.
Tapi semua itu berubah setelah saya menikah dan memiliki anak. Egoisme saya kini berhadapan dengan kepentingan keluarga dan anak saya. Memang sebagai wanita saya nggak wajib menafkahi keluarga, tapi ada kepuasan dan kebahagian tersendiri bisa ikut meringankan beban suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Entahlah apakah setiap wanita bekerja yang sudah menikah juga mengalami perubahan pola pikir seperti saya?
With So Much Love For Naila
0 comments:
Post a Comment