30 June 2006

Istighfar....

Lyric Lagu: Istighfar by Aa Gym
Category: Renungan

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Hidup di dunia sebentar saja
Sekedar mampir sekejap mata
Jangan terpesona jangan terpedaya
Akherat nanti tempat pulang kita
Akherat nanti hidup sebenarnya

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Barang siapa Allah tujuannya, Niscaya dunia akan melayaninya
Namun siapa dunia tujuannya, Niscaya kan letih dan pasti sengsara
Diperbudak dunia sampai akhir masa

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Kasih sayang alloh maha mempesona
betapapun kita menghianatinya
tiada terputus curahan nikmatnya
selama dinanti kembali padanya
selama dinanti bertobat padanya

Allah melihat Allah mendengar
Segala sikap dan kata kita
tiada yg luput satupun juaAllah takkan lupa selama - lamanya
Allah takkan lupa selama - lamanya

Ingatlah maut pasti kan menjemput
Putuskan nikmat dan cita - cita
Tak dapat ditolak tak dapat dicegah
Bila waktu hidup berakhir sudah
Bila waktu hidup berakhir sudah

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Tubuhpun kaku terbungkus kafan
Tiada guna harta pangkat dan jabatan
Tinggallah ratapan dan penyesalan
Menanti peradilan yang menetukan
Menanti peradilan yang menetukan

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Wahai sahabat cepatlah taubat
Karena ajal kian mendekat
Takutlah siksa yang menghancurkan
Azab jahanam sepanjang zaman
Azab jahanam sepanjang zaman

Astaghfirullah robbal barooyaa
Astaghfirullah minal khotooyaa

Alloh pengampun penerima tobat
walaupun dosa sebesar jagad
Wahai sahabat cepatlah taubat
Karena ajal kian mendekat


-Ya Alloh ampuni hamba yang selalu lalai-

18 June 2006

Perkenankanlah Aku MencintaiMu Semampuku

Category: Renungan

Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu…
Lembar demi lembar kitab kupelajari…
Untai demi untai kata para ustadz kuresapi…
Tentang cinta para nabi
Tentang kasih para sahabat
Tentang mahabbah para sufi
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan…

Tapi Rabbii,
Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu…
Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu…
Aku makin merasakan gelisahku membadai…
Dalam cita yang mengawang
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi…
Hingga aku terhempas dalam jurang
Dan kegelapan…

Wahai Ilahi,
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan tahun berlalu…
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali
Menatap, memohon dan menghibaMu:
Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii,
Perkenankanlah aku mencintaiMu,
Semampuku
Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii
Perkenankanlah aku mencintaiMu
Sebisaku
Dengan segala kelemahanku

Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al musthafa
Karena itu izinkan aku mencintaiMu
Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku

Rabbii,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu bakar,
yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga.
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo harta demi jihad.
Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dienMu.
Izinkan aku mencintaiMu, melalui seratus-dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan.
Pada makanan–makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.

Ilaahi,
aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang shahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya.
Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu, dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Robbii,
aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu.
Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rekaat lailku.
Dalam satu dua sunnah nafilahMu.
Dalam desah napas kepasrahan tidurku.

Yaa, Maha Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah, yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Yaa Rahiim
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu.
Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu.
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu.
Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya, bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya.
Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya.
Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semesta.

Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku.
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa.
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.

Source: Milist Daarut Tauhid

Bunda Naila
-Jatuh bangun menggapai cinta yang hakiki-

03 June 2006

Like Mother Like Daughter

Catagories: Celoteh Naila Daily Story

Seminggu kemaren, Si mbak pulang kampung. Walhasil jadilah Saya cuti dan full take care Naila dibantu adik Saya yang langsung Saya import dari kampung halaman.Maklum orang perantauan, jadi gak ada sanak saudara yang bisa dititipin buat dijadiin baby sitter. Surprise, banyak sekali hal-hal baru yang Saya dapat dari Naila, perkembangannya begitu pesat. Kemampuan verbal, motorik dan emotionalnya mengalami kemajuan yang drastis. Saya pikir selama ini I really know every singgle thing about my Naila termasuk kemajuan-kemajuannya. Tapi ternyata masih ada aja yang kelewat, yach resiko ibu bekerja.

Untuk ngilangin bete dan bosen karena sudah hampir seminggu berkutat dengan urusan domestik, akhirnya Saya dan Naila jalan-jalan ke Bogor Indah Plaza (BIP) satu-satunya mall yang paling dekat dengan rumah. Naila tampak exciting banget. Hal ini terlihat dari setiap celotehnya dispanjang jalan menuju BIP.
"Kita mau ke Jogja ya Bunda ya?" - Jogja adalah salah satu dept.store yang ada di BIP
"Kakak Naila mau beli apa ya Bunda ya?"
"Nanti maem di medonald (Mc Donald-red) ya Bunda ya?"
"Mandi bola boleh gak Bunda?"

Begitulah, beberapa celoteh Naila sepanjang jalan menuju BIP, semuanya berisi pertayaan. Memang anak seumuran Naila courius-nya cukup besar. Semuanya ditanyain.

Sampe ditujuanpun, dia masih terus berceloteh. "Ih..patungnya cantik sekali ya Bunda? kaya kakak Naila" Hadoooh..anak gue narcis juga neh. Kagak beda ama Bundanya he..he..he..

Sampai di counter accesories, Naila berhenti sejenak mengamati jepit-jepit rambut yang dpajang di situ, lalu mengambil sebuat jepit rambut berbentuk bintang.

"Bunda beli ini boleh ya bunda?" pinta Naila
"Kakak kan jepitnya udah banyak, lagian ini kegedean", bujuk saya.
"Mau beli ini bunda, yang ada bintangnya Bunda", Naila ngotot.
Akhirnya, dari pada nangis dan jadi perhatian orang banyak, Saya ijinkan dia membawa jepit itu berkelililing dept store. Ntar paling juga lupa, pikir saya. Benar saja, setelah hampir 1/2 jam muter-muter, Naila menitipkan jepit itu ke Saya. Tanpa sepengetahuan Naila jepit itu saya kembalikan ke tempatnya dan sudah pasti saya letakkan di tempat yang tersembunyi. Dengan harapan dia tidak akan menemukannya lagi. Akhirnya kami pun menuju kasir untuk membayar semua bon-bon yang sudah terkumpul.

Didepan kasir, "Bunda jepit kakak yang bintang mana? Mau dibayar ya Bunda?"
Wah gawat nih..dia inget lagi sama jepit bintang itu lagi. "Loh..tadi kakak taruh dimana jepitnya?" Saya berusaha mengelak.
"Ayo bunda kesana lagi", Naila ,inta ditemenin ke counter accessories lagi yang kebetulan tidak jauh dari kasir tempat kami membayar.
"Nggak mau ah kak...Bunda kan lagi bayar ini", Saya berusaha menghindar dengan harapan dia tidak akan berani jalan sendiri ke counter jepit itu. Tapi prediksi Saya salah, Naila malah ngeloyor pergi ke tempat jepit tadi, sambil saya amati dari kasir tempat Saya membayar.

Surprise... dia menemukan kembali jepit bintang itu. "Nih..bunda ada kan jepitnya, dibayar ya bunda?" Oh...my Goodness, ini anak cerdik juga dan akhirnya Saya pun menyerah. Saat Naila akan membawa jepit itu tiba-tiba dia sapa oleh penjaga counter karena jepitnya harus pakai nota. Dan lagi-lagi Saya dibuat takjub oleh tingkah Naila. Dia sama sekali tidak takut dan benar-benar mengikuti pentunjuk si mbak untuk membayar ke kasir dan kembali lagi keounter untuk mengambil jepitnya. Sambil berjalan dia, menunjukkan bonnya ke Saya, hmmm Rp. 4500. Lalu Saya beru dia Uang Rp.5000. Lalu dia pun menuju ke kasir untuk membayar. Si mbak kasir sempet bingung kok yg bayar anak-anak, tapi Saya biarkan saja. Semoga ini akan menjadi pengalaman baru dan mnyenangkan buat Naila.

Setelah membayar Naila pun kembali ke counter jepit tadi untuk mengambil barangnya. Jelas sekali tampak rasa puas dari wajahnya. Mungkin dia berpikir.."wah aku dah kayak orang gedhe loh..bisa belanja". Lihat aja senyum puasnya setelah mengambil jepit, dan beberapa belanjaan pilihannya.


Rupanya terapi window shopping untuk menghilangkan Bt atau jenuh nggak hanya ampuh buat Saya, tetapi buat Naila juga. Jujur Saya akui dengan window shopping, bisa mengembalikan mood saya yang sedang jelek. Walaupun kadang, membaiknya mood selalu akan diikuti dengan keadaan dompet yang memburuk he..he..he.. Tapi mungkin itulah oportunity cost yang harus dibayar -excuse nih yeee.- Yah....asal masih terkendali sih, gak papa kali ya?

Cheers,

 
Design by NATTA | Copyright @ ArisYantie - Bunda Naila Themes | Bunda Naila Corpuration