Category: Daily Story Renungan
Hujan turun hampir tiap hari mengguyur Bogor, dari malam sampai pagi hari. Tak jarang hujan turun dengan deras saat Saya akan berangkat ke kantor seperti pagi ini. Terus terang hal ini sungguh tidak mengenakkan bagi beberapa orang yang akan ke kantor terutama yang menggunakan kendaraan umum termasuk Saya. Malas rasanya harus ngantor dalam kondisi hujan deras seperti ini, jalanan jadi macet, becek, baju jadi agak basah termasuk sendal atau sepatu. Huh..pokoknya bete aja bawaannya kalo memulai hari dengan hujan.
Berbeda sekali dengan apa yang Saya rasakan pagi ini, para tukang ojek payung didepan terminal Baranangsiang itu tampak begitu sukacita menyambut hujan deras pagi ini. Mereka dengan semangat berlari mengejar angkot-angkot yang berhenti guna menawarkan payung mereka untuk mengantar para pemumpang menuju terminal. Sama sekali tak tampak wajah sedih atau bete seperti yang Saya rasakan. Jelas aja mereka senang dengan turunnya hujan karena memang dari hujanlan mereka mengais rejeki.
Jika para pengojek payung di terminal Bogor menyambut datangnya hujan dengan gembira, tidak dengan warga Jakarta. Hujan yang terus mengguyur Bogor dan Jakarta membuat hampir 60% wilayah Jakarta terendam air. Banjir telah melumpuhkan berbagai aktifitas ekonomi masyarakat Jabodetabek. Banyak rumah terendam bahkan hanyut, harta benda pun ikut hanyut bahkan ada nyawa yang melayang. Tentu saja ini bukan salah para tukang ojek payung di terminal bogor yang slalu mengharap turunnya hujan. Karena bagi mereka hujan adalah berkah begitupun bagi para petani di desa.
Berbeda sekali dengan apa yang Saya rasakan pagi ini, para tukang ojek payung didepan terminal Baranangsiang itu tampak begitu sukacita menyambut hujan deras pagi ini. Mereka dengan semangat berlari mengejar angkot-angkot yang berhenti guna menawarkan payung mereka untuk mengantar para pemumpang menuju terminal. Sama sekali tak tampak wajah sedih atau bete seperti yang Saya rasakan. Jelas aja mereka senang dengan turunnya hujan karena memang dari hujanlan mereka mengais rejeki.
Jika para pengojek payung di terminal Bogor menyambut datangnya hujan dengan gembira, tidak dengan warga Jakarta. Hujan yang terus mengguyur Bogor dan Jakarta membuat hampir 60% wilayah Jakarta terendam air. Banjir telah melumpuhkan berbagai aktifitas ekonomi masyarakat Jabodetabek. Banyak rumah terendam bahkan hanyut, harta benda pun ikut hanyut bahkan ada nyawa yang melayang. Tentu saja ini bukan salah para tukang ojek payung di terminal bogor yang slalu mengharap turunnya hujan. Karena bagi mereka hujan adalah berkah begitupun bagi para petani di desa.
Tapi jangan salah, banyak pula orang yang menuai berkah dari adanya musibah. Bukan berarti bergembira diatas penderitaan orang lain, tapi ini bisa dianggap sebagai hikmah. Liat saja para tukang ojek motor atau ojek gerobak. Pendapatan mereka meningkat drastis saat banjir kemaren. Ternyata musibah bisa menjadi berkah bagian sebagian orang, termasuk juga Saya, apa pasal? Karena banjir, akses ke kantor terputus maka Saya pun bisa menikmati long weekend bersama Naila. Saya bisa mengantarnya ke sekolah, jalan-jalan dan bermain bersama di rumah.
Jadi, Hujan yang bagi sebagian orang adalah berkah bisa menjadi musibah. Begitu pun dengan musibah. Pasti selalu ada hikmah dibalik setiap musibah yang datang.
Semoga kita bisa memetik hikmah dari setiap musibah yang menimpa kita. Amin
0 comments:
Post a Comment