03 June 2005

BIJAK MENYIKAPI KENTUT !!!


Cerita berikut ini saya dapat dari teman sekantor Saya, Daromi namanya.

Jangan berpikir judul ini Norak atau Jorok lho. Memang kentut itu jarang dibahas dalam berbagai seminar, diskusi apalagi FGD tentang kentut bahkan oleh dokter sekalipun. Namun Kentut, sekali lagi Kentut adalah hal yang lumrah terjadi dan bersinggungan dengan kehidupan kita sehari hari, walau setiap kali bersinggungan baunya “ SRENG BANGET“ .

Namun demikian kentut dapat terjadi setiap saat, bahkan tanpa predisksi sama sekali dengan berbagai bau dan bunyi. Sebenarnya ada beberapa tipe bunyi dan penyebab mengapa kok sampai berbunyi begitu, tapi itu gak perlu dibahas lah. Manfaatnya sangat kecil, sementara penelitiannya susah, karena selain malu, menunggu orang kentut pun sangat lama, sampai kita terkentut sendiripun mungkin yang ditunggu belum kentut juga.

Terlepas dari bau dan perasaan terhadap orang lain, kentut adalah nikmat ALLAH yang perlu disyukuri. Coba bayangkan seandainya kita tidak bisa kentut, tentu kita akan ke dokter atau salah salah ke dukun untuk bisa kentut. Selain perlu biaya tentu malu juga “ masak keren keren penyakitnya kagak bisa kentut? “. Kentut juga tidak perlu bayar. Bandingkan dengan kencing yang seribu. Coba kalau kentut bayar, ada yang sekali kentut keluar 3 kentutan. Bisa 3 ribu deh. Bisa habis biaya hanya untuk urusan kentut he...he..he...

Namun kentut yang sebenarnya hal wajar telah menjadi hal yang memalukan karena mungkin baunya, sehingga banyak orang yang menahan kentut atau minimalnya berusaha untuk tidak membunyikan kentutnya, atau trik terakhir yang pernah saya dengar, seseorang ketika kentutnya bunyi, buru buru menarik dan menggeser kursi “ “GRUK” sehingga yang terdengar adalah bunyi “GRUK” kursi tersebut.

Bagi kita, sudah seharusnya BIJAK DALAM MENYIKAPI HAL INI. Tidak berlebih lebihan dalam hal ini juga tidak kekurangan atau menahan nahan. Dan kalau ada orang lain yang kentut, terutama kita belum kenal atau orang tersebut mempunyai sifat pemalu, jangan lah membuka AIB orang tersebut, karena mungkin kentutnya memang sudah masanya keluar. Tiga tipe Kejadian yang kita bisa ambil sebagai IBROH , akan saya paparkan sebagai berikut :

Ketika Saya SMA, kebiasaan beberapa orang cowok kalau kentut dikerasin dan di kipasin. Tiba tiba, ketika suasana hening, mungkin karena sudah tidak kuat, seorang cewek kentut dengan bunyi Tiiiiet…! seketika semua ketawa tanpa bisa ditahan, meja dipukul pukul karena lucunya, bahkan ada yang kakinya naik keatas meja sementara pantatnya tetap dikursi sambil memukulkan tumitnya ke meja. Bagaimana dengan si Cewek? Terpukul dan malu, tidak bisa berkata apa apa. Harga dirinya jatuh. Kentut yang ditahan tahan ternyata keluar juga.Pantas kah jadi bahan tertawaan???

Ketika Teman Saya Daromi baru masuk kerja, ada Research tentang Susu Kental Manis di Rural area di Tasik satu Desa dicover oleh 2 orang, yakni teman Saya tadi dan temannya yang kebetulan cewek. Namanya daerah pedalaman, sawah, gunung dan lembah ya perlu kudaki. Eh ketika, naik ke sebuah tempat yang agak tinggi, ternyata si cewek tadi kentut. DUT!! Eh, si Daromi sampai terloncat. Dia pikir cewek manis jarang kentut. Setelah kejadian itu si cewek langsung bernegosiasi dengan Daromi , "pokoknya jangan cerita ke temen temen yang lain ya !'. OK, Aman!

Cerita lain lagi,
Ketika seorang Ustad sedang berbelanja di Pasar Buah Batu Bandung, dilihat ada sebuah toko yang sepi dan Asri. Cukup lebar juga tempatnya, dan dijaga seorang wanita masih cukup muda. Mungkin anaknya yang punya toko tersebut. Sang Ustad melihat lihat barang yang akan dibeli, sambil membandingkan dengan barang merek lainnya. Ketika pencarian barang sedang berlangsung, rupanya si penjaga toko tersebut akan keluar kentutnya. Dan bener saja, DUT, kentutnya keras tanpa wanita itu sendiri bisa mengeremnya. Sekilas dilirik, wajah si wanita penjaga toko merah padam, malu sama sang ustad.

Namanya kentut , sudah terlanjur keluar tentu gak bisa ditarik lagi. Emang pilkada, sang ustad, tenang tenang saja, walau mendengar dengan jelas suara itu. Baginya kentut adalah karunia yang harus disyukuri. Kentut ya kentut, biarin saja, yang kentut tidak usah di olok olok juga tidak usah dikasih selamat. Masak kentut kok dikasih selamat! Ketika pemilihan barang usai, tiba sang ustad untuk membayar dan menuju wanita yang kentut tadi. Sekilas dilirik, wajah merah wanita itu masih terlihat. Dengan pura pura tidak sadar akan hal tersebut, sang ustad memberikan barang barang yang akan dibeli dan bersiap untuk membayar. Semua Rp 23.000 pak, kata penjaga tadi. Ustad tetap diam saja, Rp 23.000 Pak, wanita tadi mengulangi.

Berapa??? Tanya ustad. "Maaf dik, Telinga saya ini kurang pendengarannya . Ngomongnya harus keras , baru saya bisa mendengar dik. Suara mobil di depan jalan ini aja saya gak dengar dik", jelas sang Ustad. Wanita penjaga tadi tersenyum lega, wajahnya berbinar berarti orang yang belanja ini tidak dengar kentut saya tadi. Keduanya merasa lega, ustads kembali kerumahnya dengan tersenyum karena bisa menyelamatkan perasaan si wanita, sedang wanita penjaga toko bergembira karena hanya dialah yang tahu bunyi kentutnya.

Bijak dalam menghadapi sesuatu adalah kewajaran, termasuk dalam hal perkentutan. Bagaimana orang lain senang terhadap diri kita, dan bagaimana membuat orang lain tertutup rasa malunya perlu kebijaksanaan dalam menghadapi suatu masalah. Tidak membicarakan aib orang lain juga menjadi suatu hal yang sangat baik. Membicarakan kejelekan orang lain, kalau tidak ghibah tentu itu sebuah fitnah.

Kentut adalah anugerah, kesehatan, sekaligus bisa memalukan. Bijak dalam menyikapi kentut adalah keharusan.

Dari berbagai sumber


Cheers
Bunda Naila

3 comments:

Anonymous said...

kalau aku ngerti kamu orangnya bijaksana, aku nggak bakalan nahan kentut lagi Yan kalau pulang bareng kamu...he...he
Tapi janji nggak mbales yah...

Anonymous said...

He....he...boleh aja kentut, tapi pemberitahuan dulu ya, biar bisa buka jendela. Kalo nggak, wahh bisa semapuut aku hi..hi..hi

isna_nk said...

tenang mbak.... aku kalau kentut emang "besar" , tapi kentut yg besar seringnya kan enggak bau... kalau yg "kecil" dan diumpetin seringnya yg bau :D *kabuurr .......

 
Design by NATTA | Copyright @ ArisYantie - Bunda Naila Themes | Bunda Naila Corpuration