Awalnya berniat cuti 1/2 hari buat ngurus SPT pajak , tapi karena baru kelar tengah hari akhirnya kuputuskan untuk cuti full 1 hari. Terlintas di hati pengen ngasih surprise buat Naila, akhirnya dari Kantor Pajak Aku langsung meluncur ke Sekolahnya. Kebetulan hari ini dia ada kursus CaLisTung (Baca-Tulis-Hitung) jadi pulang sekolahnya memang rada siangan dari biasanya. Tepat jam 1 siang Aku sudah ada di depan sekolahnya, dan duduk di tempat para orang tua atau mbak-mbak dan para suster menunggu. Si Mbak yang biasa menunggui Naila sekolah sengaja ku suruh pulang duluan, karena Aku yang akan menjemput Naila.
Pintu lobby sekolah sudah dibuka, satu persatu murid keluar dan menemui penjemput mereka masing-masing. Dari jauh aku melihat Naila, dan langsung mendekatinya. Tampak dia sangat kaget dan berteriak riang,."Bundaaaaaaa...", Naila menghambur menghampiriku.
"eMbun (panggilan Naila untuk Bunda-red), kok nggak kerja?", Naila penasaran.
"iya, kan bunda mau jemput kakak", aku menggodanya sambil berjalan menuju parkiran.
Setiap berpapasan dengan temannya, Naila selalu berkata "ini bundaku" seolah dia ingin memperkenalkan atau memamerkan kepada teman-temannya bahwa hari ini dia pulang bersama Bunda atau kadang dia juga memperkenalkan teman-temannya yang selama ini hanya ku kenal dari cerita dia "Bunda ini Alissya". Waaah, semuanya diluar dugaan....
Sepanjang perjalanan pulang, Naila tak berhenti bicara mulai soal apa yang dialami di sekolah, teman-temanya sampai kesan dia terhadap surprise yang ku buat hari ini
"eMbun, aku seneng deh pulang dijemput Bunda", celotehnya lagi.
"Iya, eMbun juga seneng bisa jemput kakak"
"eMbun, kenapa siy nggak tiap hari aja jemput kakak?", tanyanya lagi
"hhmm...kan bunda harus ke kantor Chant (Chantik -red - panggilan sayangku buat Naila), lagian kan tiap pagi Bunda udah nganterin kamu berangkat ke sekolah jadi pulang sekolahnya sama Mbak" , dengan hati-hati sekali aku berusaha menjelaskan. Tidak mudah memang memberi pengertian soal ini kepada anak yang baru akan berusia 5 tahun.
"eMbun, kakak seneng dech, kalo Bunda nggak kerja, jadi bisa nganterin dan jemput kakak ke sekolah. Kayak maminya Chintya gitu Bun"
gubraaakks....kata-katanya bagai pisau bermata dua yang mengiris hatiku. Kucoba menguasai keadaan dan mulai berbicara dari hati ke hati dengannya
"Chant, bunda juga seneng kl bisa nganter dan jemput kakak tiap hari, tapi kan Bunda harus kerja sayang, buat cari apa ?", ku coba mencairkan suasana agar nggak terlalu melow.
"Uaaaang", Naila menjawab dengan lantang sambil ketawa. Keriangan kembali muncul di wajahnya
"Hayooo, uangnya buat apa?" kucoba mengalihkan pembicaraan
"Buat beli susu kakak, trus buat sekolah kakak trus buat beli hoka-hoka bentooooo..", Suasana kembali ceria.
"Jadi Bunda boleh kerja nggak niih??" tanya ku menggoda
" Boleh deh he..he..he.." Naila nyengiiir
Dalam hati aku bersyukur, anakku bisa memahami kondisi bundanya. Ahhh...seandainya kamu tau apa yang bunda rasakan Nak, sungguh tak ingin sedetik pun Bunda jauh dari mu. Bunda pun memiliki perasaan yang sama dengan mu Nak, ingin kita selalu bersama. Tapi percayalah, saat ini Bunda sedang mengumpulkan kepingan-kepingan puzzle kehidupan kita yang nantinya akan kita susun menjadi gambaran masa depan yang indah...buat kita.
Semoga..
Cheers,
Bunda Naila
Dedicated to: all working Mom in the world. Don't be sad, you are a super women .
04 February 2009
La tahzan...Bunda...
4:49:00 PM
Bunda Naila
4 comments
4 comments:
Mmm..' Yo're sensible mom.
yakin banget klo naila pasti seneng punya ibu kaya mba yanti, mmang ditengah kondisi yang mengharuskan kita menjalani rutinitas2 sehari-hari yang mengharuskan berangat pagi pulang menjelang malam bahkan malam, sehingga waktu kita untuk anak hanya sisa waktu, tapi yang terpenting khan kualitas waktu kita saat2 bersama mereka -anak2-, dan hal seperti ini betapa memiliki arti yang dalam buat emosional anak kita, walau terlihat kecil hanya menjemput pulang or mengantarkannya. sebagai orang tua apapun pasti akan dilakukan asal itu yang terbaik untuk anak kita, karena anak adalah investasi terbesar kita, Bukan rumah, uang, emas bahkan SUAMI tapi anak
Begitulah suka duka seorang Ibu jika bekerja…
Moga2… gak selamanya ente bekerja….
Dalam Islam, mengurus rumah tangga lebih utama bagi wanita....
Jangan sampai terlena dg pekerjaan...
JADILAH IBU YANG BAIK DAN MECURAHKAN KASIH SAYANG KEPADA AMANAH ALLAH......
Allah sudah mengatur rizeki setiap makhluk di muka bumi...
Aku do’ain ente bisa bekerja di rumah/wiraswasta.. shg bisa memberikan kasih sayang seluas lautan kpd amanah Allah..
Amin...
Mba Yanti .. jaga amanah Alloh baik-baik ya.... aku senang membaca tulisan ini, alangkah senangnya bila Naila sering-sering dijembut Bundanya ya.... :)
emansipasi perlu dikritisi lagi, apakah harus anak kesayangan harus mendapat kaih sayang dari orang lain????
saya belum menemukan jawaban akan hak itu...
mungkin ibu bisa memberikan saran buat aquh,
trima kasih
Post a Comment