Pintu lobby sekolah sudah dibuka, satu persatu murid keluar dan menemui penjemput mereka masing-masing. Dari jauh aku melihat Naila, dan langsung mendekatinya. Tampak dia sangat kaget dan berteriak riang,."Bundaaaaaaa...", Naila menghambur menghampiriku.
"eMbun (panggilan Naila untuk Bunda-red), kok nggak kerja?", Naila penasaran.
"iya, kan bunda mau jemput kakak", aku menggodanya sambil berjalan menuju parkiran.
Setiap berpapasan dengan temannya, Naila selalu berkata "ini bundaku" seolah dia ingin memperkenalkan atau memamerkan kepada teman-temannya bahwa hari ini dia pulang bersama Bunda atau kadang dia juga memperkenalkan teman-temannya yang selama ini hanya ku kenal dari cerita dia "Bunda ini Alissya". Waaah, semuanya diluar dugaan....
Sepanjang perjalanan pulang, Naila tak berhenti bicara mulai soal apa yang dialami di sekolah, teman-temanya sampai kesan dia terhadap surprise yang ku buat hari ini
"eMbun, aku seneng deh pulang dijemput Bunda", celotehnya lagi.
"Iya, eMbun juga seneng bisa jemput kakak"
"eMbun, kenapa siy nggak tiap hari aja jemput kakak?", tanyanya lagi
"hhmm...kan bunda harus ke kantor Chant (Chantik -red - panggilan sayangku buat Naila), lagian kan tiap pagi Bunda udah nganterin kamu berangkat ke sekolah jadi pulang sekolahnya sama Mbak" , dengan hati-hati sekali aku berusaha menjelaskan. Tidak mudah memang memberi pengertian soal ini kepada anak yang baru akan berusia 5 tahun.
"eMbun, kakak seneng dech, kalo Bunda nggak kerja, jadi bisa nganterin dan jemput kakak ke sekolah. Kayak maminya Chintya gitu Bun"
gubraaakks....kata-katanya bagai pisau bermata dua yang mengiris hatiku. Kucoba menguasai keadaan dan mulai berbicara dari hati ke hati dengannya
"Chant, bunda juga seneng kl bisa nganter dan jemput kakak tiap hari, tapi kan Bunda harus kerja sayang, buat cari apa ?", ku coba mencairkan suasana agar nggak terlalu melow.
"Uaaaang", Naila menjawab dengan lantang sambil ketawa. Keriangan kembali muncul di wajahnya
"Hayooo, uangnya buat apa?" kucoba mengalihkan pembicaraan
"Buat beli susu kakak, trus buat sekolah kakak trus buat beli hoka-hoka bentooooo..", Suasana kembali ceria.
"Jadi Bunda boleh kerja nggak niih??" tanya ku menggoda
" Boleh deh he..he..he.." Naila nyengiiir
Dalam hati aku bersyukur, anakku bisa memahami kondisi bundanya. Ahhh...seandainya kamu tau apa yang bunda rasakan Nak, sungguh tak ingin sedetik pun Bunda jauh dari mu. Bunda pun memiliki perasaan yang sama dengan mu Nak, ingin kita selalu bersama. Tapi percayalah, saat ini Bunda sedang mengumpulkan kepingan-kepingan puzzle kehidupan kita yang nantinya akan kita susun menjadi gambaran masa depan yang indah...buat kita.
Semoga..
Cheers,
Bunda Naila
Dedicated to: all working Mom in the world. Don't be sad, you are a super women .